Ramadan yang Penuh Makna

  • 18 Maret 2024
  • 10:18 WITA
  • Administrator
  • Berita

Oleh : Zul Qurniati

Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam yang dianggap sebagai bulan yang paling suci dan penuh berkah. Selama bulan ini, umat Muslim diwajibkan untuk berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. 

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa terdapat lima perkara yang membatalkan (pahala) puasa, diantaranya adalah menyebar hoax atau kabar bohong, ghibah, adu domba, melihat lawan jenis dengan syahwat, dan sumpah dusta. Sabda Nabi Muhammad SAW.

Artinya “Banyak orang puasa yang tidak dapat apa apa kecuali lapar dan dahaga.”

Bulan Ramadhan juga dianggap sebagai bulan yang penuh dengan keberkahan dan kemurahan dari Allah SWT. Di dalam Al-Quran, Ramadhan disebutkan sebagai bulan di mana Al-Quran turun kepada Nabi Muhammad SAW. 

Tujuan dari puasa Ramadhan adalah untuk membantu umat Muslim memperdalam hubungan mereka dengan Allah SWT dan untuk mengembangkan sikap kesabaran, ketekunan, dan kedisiplinan. Selain itu, bulan Ramadhan juga menjadi momen yang tepat bagi umat Muslim untuk melakukan introspeksi diri dan memperbaiki kehidupan mereka yang lebih baik. 

Ramadhan merupakan bulan suci yang dianggap sebagai bulan penuh berkah. Selama bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, membaca Al-Quran, berdoa, dan melakukan amal kebajikan secara lebih intensif. Puasa Ramadhan juga memiliki peranan penting dalam mencapai taqwa. Di dalam Al-Quran, Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 183).

Bulan Ramadhan memang penuh rahmat dan ampunan dari Allah. Salah satu jalan mendapatkannya adalah dengan melaksanakan kewajiban di bulan ini, yakni puasa. Yang dimaksud bukan hanya sekedar tidak makan dan minum, namun lebih dari itu. Manusia harus mengetahui arti puasa yang sesungguhnya, agar tidak tergolong menjadi manusia yang merugi dan menyesal ketika sudah kembali ke Illahi Robbi. Imam Ibnu Jauzi berkata “Demi Allah, seandainya diperintahkan kepada orang yang sudah wafat untuk berandai-andai (seandainya mereka bisa hidup kembali ke dunia), mereka akan mengandai-andai satu hari di bulan Ramdhan.”


Bulan Ramadhan juga memiliki keutamaan khusus yang disebut "Syahr al-Quds" (bulan yang berada di Quds), "Syahr al-Bara'ah" (bulan yang membawa kepada surga), "Syahr al-Najah" (bulan pembebasan), dan "Syahr al-Rahmah" (bulan penuh limpah an rahmat dari Allah SWT). 

Selain itu, bulan Ramadhan juga merupakan bulan prestasi, baik secara mental dan spiritual. Sejarah mencatat banyak prestasi yang diraih oleh umat Islam di bulan Ramadhan, seperti kemenangan pada perang Badar yang terjadi pada 17 di bulan padaRamadhan tahun 2 hijriyah, dan persiapan untuk Perang Khandak yang dilakukan  bulan Ramadhan tahun ke-5 hijriyah. 

Dalam makna yang lebih metaforik, Ramadhan juga digunakan untuk mengindikasikan adanya sensasi panas saat seseorang kehausan. Pendapat lain mengatakan bahwa kata Ramadhan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapus oleh perbuatan baik. 

Pada bulan Ramadhan, umat Islam akan menata ulang dan memperbaharui kekuatan fisik, spiritual, dan tingkah lakunya, sebagaimana panas merepresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi. 

Kesimpulan, Ramadhan adalah bulan yang sangat sarat makna yang kesemuanya bermuara kepada kemenangan. Selama bulan ini, umat Islam akan berpuasa, meningkatkan ibadah, membaca Al-Quran, berdoa, dan melakukan amal kebajikan secara lebih intensif. Bulan Ramadhan juga merupakan bulan prestasi, baik secara mental dan spiritual, dan merupakan waktu untuk melakukan introspeksi diri dan memperbaiki kehidupan mereka yang lebih baik.


Penulis adalah mahasiswa Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar