Masjid Cheng Hoo Simbol Keberagaman

  • 09 Desember 2025
  • 01:16 WITA
  • Jurusan KPI Bersatu
  • Berita

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Alauddin Makassar melakukan kunjungan edukatif ke Masjid Cheng Hoo, Kabupaten Gowa, Jalan Poros Hertasning, pada Jum’at (28/11/2025). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari proses pembelajaran mata kuliah Komunikasi Lintas Agama dan Budaya, dengan fokus memahami bagaimana proses akulturasi  budaya Islam dan Tionghoa serta proses adaptasi dalam lingkungan social yang majemuk.

Mahasiswa tiba di lokasi sekitar pukul 13.00 WITA dan langsung disambut oleh pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Cheng Hoo. Pada sesi awal, perwakilan DKM, Bapak Ustadz Arif memaparkan sejarah berdirinya masjid yang terinspirasi dari keteladanan Laksamana Cheng Hoo, seorang tokoh muslim Tionghoa yang pernah berlayar ke Nusantara dan tutut andil menyebarkan Islam di Nusantara melalui pendekatan budaya, dialog, dan interaksi sosial yang damai.

Dalam pemaparannya, Bapak Ustadz Arif sebagai wakil Ketua Takmir Masjid Cheng Ho menjelaskan bahwa arsitektur Masjid Cheng Hoo mengadopsi gaya bangunan Tionghoa dengan ciri warna merah,  dan kuning sebagai simbol keharmonisan, keseimbangan, dan keberuntungan. Arsitektur tersebut bukan sekadar estetika, tetapi juga menjadi wujud nyata akulturasi antara budaya Tionghoa dan nilai-nilai Islam yang dianut jamaah di dalamnya.

Pihak DKM juga menekankan bahwa tujuan awal pembangunan Masjid Cheng Hoo adalah untuk menjadi ruang ibadah, pembinaan, serta pusat dakwah bagi para mualaf keturunan Tionghoa. Banyak dari mereka yang merasa lebih nyaman beribadah di masjid yang memiliki unsur budaya yang dekat dengan identitas mereka.

Bapak Dr. Abdul Aziz Ilyas,  ketua Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Kota Makassar mengatakan “Ide Pembangunan Masjid Cheng Ho berawal dari diskusi teman-teman yang merasa resah karena tidak menemukan tempat yang cocok untuk mengadakan kegiatan kajian-kajian keagamaan,” Jelasnya.

Dalam sesi materi, pengurus masjid turut menjelaskan mengenai kesan dan pengalaman para mualaf Tionghoa setelah memeluk Islam. Banyak dari mereka merasa menemukan kedamaian dan tetap bisa mempertahankan identitas budaya tanpa merasa terasing. Hal ini menjadi contoh konkret bagaimana akulturasi mampu menciptakan wadah dakwah yang lebih ramah dan inklusif.

Selain itu, mahasiswa juga diperkenalkan kepada Imam Rawatib Masjid Cheng Hoo, Bapak Ustadz Muhammmad Yunus, S.Ag., M.Ag.  yang telah bertugas selama 11 tahun. Beliau dikenal sebagai sosok yang membimbing proses pengislaman ratusan orang non-Muslim yang memilih memeluk Islam di masjid tersebut. Pengalaman panjang imam dalam mendampingi para mualaf menjadi salah satu bagian paling menarik dalam kunjungan, terutama ketika ia menjelaskan pendekatan dakwah yang penuh kelembutan, dialog, dan penghormatan terhadap latar budaya seseorang.

Selama pemaparan berlangsung, mahasiswa terlihat aktif bertanya seputar sejarah masjid, proses dakwah, peran imam, hingga dinamika hubungan antara komunitas Tionghoa dan masyarakat Muslim di sekitar. Pihak DKM pun menjawab setiap pertanyaan dengan antusias, sehingga suasana diskusi berlangsung interaktif dan penuh insight. Turut hadir dalam pertemuan tersebut H. Muh Zain Fong sebagai dewan Pengawas DKM Masjid Cheng Hoo. Dan M Rifai.

Dosen pengampu mata kuliah, Bapak Dr. Qaharuddin Tahir, menyatakan bahwa kunjungan ini sangat relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam mata kuliah Komunikasi Lintas Agama dan Budaya. “Mahasiswa perlu melihat langsung bagaimana komunikasi lintas budaya terjadi dalam praktik dakwah. Masjid Cheng Hoo adalah contoh nyata bagaimana Islam dapat berdialog dengan budaya lain tanpa menimbulkan benturan dan tetap memegang teguh nilai-nilai pokok Islam.

Salah satu mahasiswa peserta, Nurul Ilmi , menyampaikan bahwa materi yang didapat sangat membuka wawasan. “Saya baru paham bahwa dakwah tidak selalu melalui mimbar atau ceramah. Ada dakwah yang hadir melalui arsitektur, bahasa budaya, dan cara kita menghargai identitas seseorang,” ujarnya.

Kunjungan mahasiswa KPI UIN Alauddin Makassar ke Masjid Cheng Hoo menjadi pengalaman penting dalam memahami peran akulturasi budaya dalam dakwah Islam. Melalui dialog langsung dengan pengurus masjid dan imam rawatib, mahasiswa memperoleh gambaran nyata bagaimana Islam dapat berdampingan dengan budaya Tionghoa secara harmonis. Kegiatan ini diharapkan semakin memperkuat bekal akademik mahasiswa dalam membangun komunikasi lintas budaya yang moderat, inklusif, dan penuh penghormatan dengan tetap konsisten dengan pada nilai-nilai pokok syari’at Islam.