MALAYSIA (KPI) – Posisi
media digital dewasa ini yang sudah ada di mana-mana
menawarkan saluran yang efektif bagi ulama untuk menjangkau
khalayak yang lebih luas. Ulama yang menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui
media sosial turut mengukuhkan wacana demokrasi, partisipasi politik, dan
pertukaran informasi.
Dalam hal ini, generasi muda seperti mahasiswa terdapat yang
mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi politik.
Meskipun tidak menjadi prioritas utama sebagai tema dakwah, informasi
politik yang disampaikan para ulama, cenderung lebih dipahami dan dipercaya
oleh khayalak.
Demikian antara benang merah penelitian yang dilakukan oleh dua
orang dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Usman Jasad dan Haidir Fitra
Siagian berjudul “University Students’ Engagement with Ulama's Political
Messages in Social Media”. Penelitian ini telah dipresentasikan dalam
konferensi internasional komunikasi yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian Media
dan Komunikasi University Kebangsaan Malaysia, di Kampus Bangi, Selangor Darul
Ehsan (Selasa, 14 Nopember 2023).
Penelitian ini melibatkan para mahasiswa yang berasal dari
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat yang sedang melanjutkan pendidikan di
berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta. Survei tersebut berisi 38
pertanyaan, terdiri atas 12 pertanyaan tentang latar belakang demografi dan 26
tentang pendapat mahasiswa mengenai aspek-aspek terkait pesan-pesan politik
dalam dakwah ulama di media sosial. Partisipan dalam survei ini
sepenuhnya bersifat sukarela, dan rincian peserta dianonimkan untuk melindungi
privasi mereka
Pada bagian lain penelitiannya, mendapati bahwa tidak ada satupun
peserta mahasiswa yang memilih politik sebagai topik pilihan pertama untuk
ditonton di media sosial. Mereka lebih memilih topik tentang bagaimana
menjalankan ibadah dengan baik, bagaimana cara terbaik bersosialisasi dengan
orang lain, bagaimana menjadi seorang muslim yang baik, dan ibrah atau
keteladanan dalam kehidupan nabi.
Ada pula yang berpendapat bahwa politik bukanlah topik yang baik
untuk didakwahkan karena merupakan topik yang sensitif dan sangat rentan
menimbulkan kesalahpahaman dalam masyarakat. Namun, beberapa partisipan sangat
menyarankan agar politik tetap didiskusikan dalam dakwah.
Salah satu alasan yang dikemukakan oleh partisipan terkait mengapa
dakwah harus mendiskusikan politik adalah karena banyaknya pemimpin yang
korupsi, bahkan menyelewengkan donasi kemanusiaan yang dikumpul dari rakyat.
Sehingga perlu diingatkan oleh ulama karena hal itu bertentangan dengan ajaran
agama dan merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Konferensi
internasional komunikasi ini diikuti ratusan peserta dari berbagai negara
terdiri atas para mahasiswa, peneliti, dosen dan praktisi komunikasi. Selain
dari UIN Alauddin Makassar, peserta dari Indonesia juga datang dari Universitas
Hasanuddin, Universitas Nasional, Universitas Nasional dan berbagai perguruan
tinggi lainnya. Berlangsung selama hari dengan menyajikan berbagai hasil
penelitian dan mendengarkan kuliah umum dari pakar-pakar komunikasi (hfs).