Bedanya Suasana Bulan Ramadan dengan Hari-Hari Biasa

  • 25 Maret 2024
  • 09:18 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa (KPI) - Awal puasa, jatuh pada hari Selasa 12 Maret 2024. Puasa kali ini  sudah memasuki tahun yang ke-1445 Hijriah. Bulan  inilah  momen yang paling dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan yang penuh berkah, di mana orang-orang berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan ibadah, dan memperbaiki diri.


Ramadan terjadi di seluruh dunia, dari kota-kota besar hingga desa-desa terpencil, di mana  umat muslim menjalankan puasa dan berbagai ibadah lainnya. Suasana yang begitu kuat terasa di mana-mana. Orang-orang berusaha untuk lebih rajin meningkatkan ibadah, seperti membaca Al-Quran, bersedekah, dan melakukan amal kebajikan lainnya.


Berpuasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas hidup sebagai seorang muslim yang taat. Selama bulan Ramadan, umat muslim berkumpul untuk makan bersama saat berbuka dan shalat tarawih di masjid.


Ramadan dianggap sebagai bulan suci dalam Islam karna di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadr,  malam yang lebih baik dari seribu bulan dan di bulan ini juga,  Allah SWT menurunkan kitab suci Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi umat manusia.


Bedanya suasana di bulan puasa Ramadan dibandingkan dengan hari-hari biasanya yaitu, seluruh umat muslim mengubah rutinitas harian mereka, terutama terkait pola makan dan ibadah. Secara umum banyak orang  muslim bangun untuk sahur beberapa jam sebelum waktu fajar (shalat subuh), yang merupakan waktu terakhir untuk makan maupun minum sebelum memulai puasa. Di beberapa tempat orang biasanya bangun untuk makan sahur sekitar satu hingga dua jam sebelum waktu subuh. Sebagai contoh jika waktu subuh pukul 5 pagi ,maka banyak orang bangun untuk makan sahur  pukul jam 3 atau 4 pagi.


Keramaian terasa di mana-mana, banyaknya pedagang-pedagang telah menata dagangan mereka dengan indah serta menggugah selera, menyiapkan segala jenis makanan untuk berbuka puasa. Orang berbondong-bondong pergi untuk membeli persiapan makanan untuk berbuka. Suasana penuh semangat dan keceriaan terpancar dari wajah-wajah mereka yang berlalu-lalang di antara tenda-tenda penjual.


Banyaknya berbagai makanan seperti Es buah sudah tak asing lagi di saat bulan puasa, karena menjadi pilihan favorit dalam menu buka puasa, kehadirannya menciptakan suasana yang ceria dan menyegarkan, serta memberikan alternatif yang sehat dan lezat untuk mengakhiri puasa. 

Terlihat kehadiran yang ramai pada masjid-masjid setempat, semangat untuk beribadah pun semakin membara di hati setiap orang. Setiap hari, sejak waktu sebelum fajar hingga matahari terbenam, masjid dipenuhi oleh orang-orang yang datang untuk melaksanakan shalat, apa lagi saat shalat tarawih. Masjid tidak hanya sebagai tempat untuk beribadah seperti hari-hari biasanya, namun saat bulan Ramadan, masjid itu juga menjadi tempat berkumpulnya orang-orang berbuka puasa dan berbagi makan.


Saat menjelang waktu sahur, suara sorak ramai orang yang bersama-sama membangunkan untuk sahur, meskipun  biasanya berasal dari suara  speaker dari beberapa masjid terdekat, suasana menjadi ramai dan penuh semangat, di mana orang-orang bangun lebih awal dari biasanya.


Tidak hanya itu, bulan Ramadan juga dianggap sebagai kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Orang-orang berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama, serta meningkatkan kesadaran akan kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan. Bulan ini  juga ditunggu-tunggu karena berbagai hidangan khas yang hanya tersedia selama bulan ini, seperti hidangan berbuka puasa yang lezat dan makanan khas sahur yang mengenyangkan. Dalam kegiatan bersama ini menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas yang kuat, mengubah dinamika sosial yang biasanya lebih individualistik di hari-hari biasa.


Suasana puasa Ramadhan menjadi sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Terdapat kesadaran yang lebih mendalam akan spiritualitas, keterlibatan komunitas yang lebih aktif, refleksi diri yang intens, serta sikap kedermawanan dan kebaikan yang lebih terasa. Hal ini menjadikan bulan Ramadhan sebagai momen yang istimewa dan berbeda dari hari-hari lainnya. Meskipun tetap ada kesibukan dan hiruk-pikuk kota, namun bulan puasa membawa kedamaian, kesabaran, dan kebersamaan yang tidak dirasakan di hari-hari lainnya. (Ananda Rahmadani)