Puasa Dalam Rantauan Jauh Dari Mama Dan Papa

  • 29 Maret 2024
  • 11:55 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa (KPI) - Halo perkenalkan nama saya Chally Dewi Fortuna Upe seorang Mahasiswi UIN Alauddin Makassar disinilah tempat saya melanjutkan pendidikan untuk masa depan saya jauh dari tanah saya dilahirkan, Saya lahir di Bumi Cendrawasih masyarakat luas mengenalnya dengan nama 'Papua' jarak yang begitu jauh harus melewati samudera yang luas demi pendidikan dan masa depan.


Apa yang saya rasa waktu pertama kali menginjakkan kaki di kota ini? senang sungguh senang tentu saja karena saya akan mulai hidup dengan mandiri dan juga saya akan belajar serta mengenal orang baru disini, rasa tak menyangka tak bisa dipungkiri saya yang dulu masih seorang gadis kecil kini telah tumbuh menjadi seorang perempuan dewasa yang telah jauh dari kedua orang tua setelah tiba disini saya sadar akan satu hal ternyata waktu berjalan begitu cepat tanpa saya sadari.

 

Ramadhan tahun ini saya jauh dari mama dan papa lalu bersama Siapa saja saya melaksanakan ibadah puasa tahun ini? disini saya tinggal dikost bersama dengan kaka sepupu saya serta teman dari kaka sepupu saya, merekalah yang akan menemani saya dipuasa kali ini setidaknya dengan adanya mereka saya tidak terlalu sedih memikirkan kedua orang tua yang berada jauh disana, terkadang teman kuliah saya datang berkunjung untuk sekedar menikmati waktu bersama disini saya bersama anak perempuan lainnya yang sedang berjuang untuk masa depannya, perempuan yang mencoba untuk kuat menghadapi dunia tanpa didampingi kedua orang tua kami.


Suasana ini yaitu puasa jauh dari mama dan papa adalah suasana yang baru untuk saya karena sejak lahir hingga besar saya selalu bersama mereka dan inilah kali pertama saya jauh dari mereka berdua, jujur saja ini bukanlah hal yang mudah untuk saya walau diluar saya terlihat sudah terbiasa tanpa mereka namun jujur saja di tengah sepinya malam dan dengkuran lelap manusia disitulah saya menangis dalam diam ada rindu dalam hati saya untuk mereka namun untuk saat ini saya mengobati rindu itu lewat doa 'semoga mereka baik baik saja'.


Dikala sedang seorang diri saya melamun lalu terkadang saya bertanya pada diri saya Kapan saya bisa bersama orang tua saya lagi? tentu saja saya sudah tahu jawabannya 'bukan sekarang' nanti jika Tuhan sudah merestui pasti saya akan bertemu dan berkumpul bersama mereka lagi untuk saat ini mungkin belum bisa namun Alhamdulillah nya teknologi sudah canggih sehingga fitur vc bisa sedikit membantu saya melepas rindu dengan melihat wajah mereka didalam layar kaca hp serta mendengar suara hangat mereka yang memeluk jiwa ini.

 Mungkin beberapa orang bertanya-tanya Mengapa saya tidak memilih untuk kuliah di kota yang tidak jauh dari rumah? pertanyaan tersebut tidak ada salahnya, namun untuk berkuliah dikota ini sudah masuk dalam rencana saya dan juga saya ingin hidup mandiri seperti kaka dan adek saya yang sudah terlebih dahulu hidup mandiri dan jauh dari mama dan papa, walaupun hidup mandiri ini cukup menyiksa saya tapi saya tidak bisa untuk selalu bergantung pada mama dan papa serta keinginan membahagiakan mereka dimasa depan membuat saya bertekad pergi menuntut ilmu di kota ini untuk masa depan yang saya cita-cita kan dimana saya bisa membuat mereka berdua bahagia, hidup memang sudah semestinya seperti itu bukan? ada saat dimana kita harus keluar dari zona nyaman termasuk dengan mencoba hidup mandiri agar kita tahu seperti apa kerasnya hidup yang sering dibicarakan oleh orang tua kita.

Oh iya untuk menghibur diri yang sedang galau karena tidak bisa melaksanakan puasa bersama mama dan papa sesekali saya meluangkan waktu untuk pergi ke beberapa tempat, Dimana saja tempat-tempat itu? saya sesekali pergi ke tempat wisata kemudian pergi ke perpustakaan seperti Gramedia atau menghabiskan waktu dikafe bersama teman-teman.


Saya sempat berpikir Bagaimana nantinya saya melewati Ramadhan tahun berikutnya? kemudian saya terpikir pernah mendengar pepatah mengatakan 'ala bisa karena biasa' ya! mungkin tahun ini berat untuk saya karena ini adalah pertama kali saya jauh dari orang tua saya, saya rasa untuk Ramadhan selanjutnya saya akan mulai terbiasa dengan suasana ini tapi sesekali rindu pada rumah mungkin akan ada, pengalaman hidup dalam perantauan jauh dari mama dan papa akan menjadi pengalaman berharga seumur hidup saya yang akan menjadi cerita turun temurun kepada anak dan cucu saya kelak, dalam cerita saya ini akan banyak hal yang bisa dipelajari bagaimana hidup berjalan tidak selalu sesuai dengan keinginan kita namun bukan berarti hidup itu tidak mengasikan dari situ kita bisa belajar untuk kuat diatas kaki sendiri, dimana kita harus siap dengan keadaan yang tak berjalan sesuai rencana awal, dan dimana kita mengerti makna 'ikhlas' yang sesungguhnya, hidup kita dimasa dewasa tidak seindah bayangan sewaktu kita berumur 7 tahun kala itu oleh sebab itu kita akan mengerti tentang arti dari 'kebersamaan' dan 'waktu' yang mahal, dulu kita pikir kita akan selalu bersama mama dan papa dulu kita kira masih punya waktu menghabiskan waktu bersama jadi kita selalu santai dan menganggap remeh 'waktu' tersebut sehingga kita akhirnya menyesal mengapa? waktu itu kita terlalu sibuk dengan kegiatan diluar rumah daripada kumpul bersama 'keluarga'? sehingga saat kita sudah tinggal terpisah barulah kita tahu makna kalimat 'waktu adalah emas' dan juga kalimat seperti 'penyesalan selalu diakhir' itu benar adanya tapi kalau memang kita benar benar menyesal maka dari itu sekarang cobalah untuk lebih bisa menghargai 'waktu' dan mencoba untuk melakukan hal yang tidak akan kita sesali lagi dimasa depan mari belajar dari kesalahan kita dimasa lalu.

 Untuk siapa pun kamu anak rantau yang pergi jauh meninggalkan rumah serta orang tua demi cita cita yang ingin dicapai semoga kamu diberikan pundak yang kuat untuk menanggung tanggung jawab dikota orang, semoga kakimu bisa berdiri dengan kokoh ditengah badai yang menerpamu, semoga badanmu tetap sehat ditengah jam tidur yang tidak teratur dan semoga nafsu makan mu tetap tinggi walaupun yang kamu makan bukan masakan ibumu lagi, semoga pikiranmu sehat ditengah ekspetasi sendiri yang ketinggian, aku dan kamu adalah pejuang masa depan lebih baik kita adalah harapan diri kita sendiri dan keluarga maka dari itu tetap semangat bagaimana pun kondisimu dan dibulan Ramadhan ini semoga kita bisa menambahkan iman dalam diri kita semua serta bisa menjadi manusia yang lebih baik kedepannya, semangat untuk kita anak rantau.

 

RAMADHAN MUBAROK

selamat menunaikan ibadah puasa 1445 H mohon maaf lahir dan batin.

sekian salam dari anak rantau 

(Chally Dewi Fortuna Upe)