"Freedom Summer: Menggali Sejarah Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek Melalui Lensa Jurn

  • 09:14 WITA
  • Jurusan KPI Bersatu
  • Artikel

"Freedom Summer: Menggali Sejarah Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek Melalui Lensa Jurnalisme Multimedia"

Oleh Dede Gunawan (Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam PPs UIN Alauddin Makassar)


Freedom Summer menjadi simbol perjuangan bagi hak-hak sipil dan pentingnya partisipasi politik di kalangan Afrika-Amerika. Peringatan 50 tahun Freedom Summer adalah kesempatan untuk merayakan prestasi pergerakan hak sipil dan mengingatkan masyarakat akan tantangan yang masih ada dalam mencapai kesetaraan.

 Freedom Summer adalah kampanye penting dalam gerakan hak sipil di Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 1964. jauh di Jim Crow South. Warga Mississippi keturunan Afrika-Amerika memiliki hak untuk memilih. Namun, hanya 6,7% dari mereka yang terdaftar karena pajak pemungutan suara, tes melek huruf, dan intimidasi selama 70 tahun membuat pendaftaran menjadi berisiko atau bahkan tidak mungkin dilakukan, Ratusan mahasiswa berkumpul di Mississippi untuk membantu mereka yang kehilangan haknya untuk mendaftar. Upaya tersebut yang dijuluki “Freedom Summer” berkembang dengan kekerasan tersebut ada tiga pekerja hak-hak sipil yang dibunuh. Musim panas itu mengubah wajah Mississippi dan Demokrasi Amerika yang kita kenal hari ini sebagai percontohan demokrasi didunia termasuk di Indonesia menjadi suram. Kampanye ini bertujuan untuk mendaftarkan pemilih Afrika-Amerika di Selatan yang sebelumnya mengalami diskriminasi pemilih yang luas.

Momentum peringatan Freedom summer in para mahasiswa dituntut untuk menggunakan metode dalam dunia jurnalisme media yaitu pendekatan pembelajaran aktif atau pendekatan berbasis proyek, di mana mahasiswa belajar melalui pengalaman praktik langsung. Mereka terlibat dalam produksi konten multimedia yang relevan dengan peringatan yang ke-50 Freedom Summer tepatnya ditahun 2014 lalu, menggunakan kurikulum yang digunakan untuk didesain sedemikian rupa agar mahasiswa dapat belajar sambil membuat konten multimedia yang terkait dengan sejarah Freedom Summer yang terjadi. Ini mencakup pengambilan gambar, pengeditan video, penulisan berita, dan manajemen media sosial.

Mengingat kemajuan era digital, keterampilan multimedia menjadi krusial dalam bidang jurnalisme. Pembelajaran berbasis proyek langsung ini memungkinkan mahasiswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi jurnalis multimedia yang kompeten.

Salah satu aspek keuggulan utama dari pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran aktif. Yaitu memungkinkan mahasiswa untuk belajar melalui pengalaman praktik, terutama dalam konteks jurnalisme multimedia mencakup pengenalan konsep pendekatan pembelajaran ini dan bagaimana pendekatan ini diterapkan dilapangan sebagai informasi A1 atau informasi yang akurat. metode pengajaran yang digunakan selama kursus, termasuk teknik-teknik pengajaran, strategi komunikasi, serta bagaimana membimbing mahasiswa selama pembelajaran dalam memantau sejauh mana mereka mampu menghasilkan konten multimedia berkualitas, serta pemahaman mereka tentang sejarah Freedom Summer yang diperoleh melalui proyek-proyek yang diberikan, hal ini mendorong pemikiran kritis dan analitis kepada mahasiswa. Ini merupakan aset berharga dalam persiapan mereka untuk karier di dunia jurnalisme multimedia yang terus berkembang Dengan menyajikan pembahasan-pembahasan tersebut, tidak hanya memberikan wawasan tentang bagaimana pendekatan pembelajaran ini dapat digunakan dalam konteks pengajaran jurnalisme multimedia, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap literatur mengenai pendekatan pembelajaran aktif dalam pendidikan jurnalisme.

Pendekatan pembelajaran berbasis proyek menunjukkan keberhasilan dalam mengajarkan jurnalisme multimedia. Beberapa langkah lanjutan yang bisa diambil :

1. Pengembangan Kurikulum Serupa, Universitas dan lembaga pendidikan jurnalisme lainnya dapat mengembangkan kurikulum serupa yang berfokus pada pembelajaran jurnalisme multimedia dengan pendekatan ini. Hal tersebut dapat mencakup kursus yang relevan dengan peristiwa sejarah atau isu-isu kontemporer yang penting selainnya yang terjadi di sekitar kita ataupun isu-isu penting di negara kita.

2. Pelatihan dosen dan praktisi Jurnalisme, perguruan tinggi perlu melatih dosen dan praktisi jurnalisme untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis proyek langsung. Ini termasuk pelatihan dalam penggunaan teknologi terkini, manajemen proyek multimedia, dan metode evaluasi yang sesuai dengan pendekatan ini agar mampu di sebar luaskan kepada orang-orang yang ingin bergerak dibidang jurnalisme

3. Mengintegrasikan isu-isu sosial, pengajaran jurnalisme multimedia dapat lebih efektif ketika diintegrasikan dengan isu-isu sosial atau sejarah yang penting. Solusi ini dapat mencakup pengembangan karir yang menggabungkan pendekatan ini dengan isu-isu penting lainnya seperti hak asasi manusia, perubahan iklim, geopolitik yang terjadi atau isu-isu sosial lainnya. 

4. Mendorong Mahasiswa Berkontribusi pada Media Independen, Selain pekerjaan kelas, lembaga pendidikan dapat mendorong mahasiswa untuk berkontribusi pada media independen atau proyek-proyek jurnalisme yang berfokus pada isu-isu sosial atau sejarah yang penting.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, lembaga pendidikan dapat terus meningkatkan pendekatan pembelajaran jurnalisme multimedia yang efektif dan relevan, memberikan mahasiswa keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia media yang terus berubah.