Oleh : Aswiratul Mutakhira
Berbagai
aspek kehidupan yang ada di muka bumi ini membutuhkan komunikasi, tentunya
komunikasi yang baik. Dalam komunikasi Islam sangat dibutuhkan seorang muslim
yang mempunyai keterampilan dalam mempengaruhi masyarakat lainnya ke jalan
kebaikan. Setiap muslim tentu dalam melakukan komunikasi dengan sesama, mesti
dengan komunikasi yang baik, agar oramg lain merasa senang dengan adanya proses komunikasi yang efektif, terhindar dari kesalahpahaman.[1]
Al-Qur’an
menjadi pedoman hidup utama bagi umat Islam serta menjadi acuan bagaimana
manusia melakukan interaksi yang baik antar sesama manusia, baik hubungan yang
bersifat horizontal ataupun vertikal, hubungan antara sesama masyarakat ataupun
antara penguasa dengan warga negaranya. Hal ini dikarenakan, hakikat dasar
manusia selain sebagai makhluk individu dan sosial, manusia juga terlahir dan
memiliki sifat sebagai makhluk politik. Manusia menjadi subjek dan pemeran
utama dalam efektifitas politik, baik sebagai pelaku ataupun manusia sebagai
objek tujuan, manusia sebagai warga negara secara pribadi maupun kelompok.
Dalam Alquran dibunyikan bahwasanya fungsi manusia sebagai makhluk politik
disebabkan menjadi salah satu alasan Allah SWT menghadirkan manusia di bumi ini
sebagai khalifah-Nya yang bertugas mengatur dan memakmurkan bumi ini.<!--[if !supportFootnotes]-->[2]<!--[endif]-->
Abdul
Qadir dalam konsep politik Islam/syari’ahnya mengatakan bahwa pada hakikatnya
Islam dan politik itu seperti dua sisi yang berjalan beringan dan tidak
terpisahkan. Politik diyakini sebagai alat yang mengantarkan dan membawa
manusia kepada ketentuan-ketentuan ajaran Islam. Islam menjadi agama syamil
yang menjadi petunjuk manusia dalam menjalankan kehidupan termasuk hubungan
masyarakat dan negaranya.<!--[if !supportFootnotes]-->[3]<!--[endif]-->
Profil
Komunikasi Politik Tokoh-tokoh Muslim
Berikut
adalah beberapa tokoh-tokoh Muslim terkenal dan profil komunikasi politik
mereka:
1. Recep Tayyip Erdoğan (Turki)
Berasal
dari Rize, Recep Tayyip Erdoğan lahir di Istanbul pada tanggal 26 Februari
1954.<!--[if !supportFootnotes]-->[4]<!--[endif]-->
Recep Tayyip Erdoğan adalah seorang politikus Turki yang menjabat sebagai
Presiden Turki ke-12 dan saat ini sejak 2014. Dia sebelumnya menjabat sebagai
Perdana Menteri Turki dari tahun 2003 hingga 2014 dan sebagai Wali kota Istanbul
dari tahun 1994 hingga 1998.<!--[if !supportFootnotes]-->[5]<!--[endif]-->
Recep
Tayyib Erdoğan memimpin Turki dinilai mengalami kemajuan yang begitu besar. Hal
ini dapat diketahui ketika kebijakan yang dikeluarkan oleh Erdoğan setelah ia
menjadi walikota Istanbul, hingga menjabat Perdana Menteri Turki, dan kemudian
menjadi presiden Turki dalam kurun waktu tersebut. Keadaan Turki mengalami
siginifikansi yang terus membaik, baik dari segi politik, ekonomi, budaya
hingga aspek lain. Hal ini tentu mengejutkan kalangan barat, karena beberapa
kali partai AKP memenangkan Pemilu.<!--[if !supportFootnotes]-->[6]<!--[endif]-->
Ketika
memimpin, Erdogan telah mengambil langkah yang strategis dan berbeda dari
pemimpin sebelumnya dalam hal politik, sosial maupun ekonomi. Di antaranya,
Erdogan melakukan amendemen konstitusi yang ada, menghapus perihal hukuman
mati, memperhatikan pelanggaran Hak Asasi Manusia, dan juga membuka komunikasi
yang lebih hangat dengan kelompok-kelompok minoritas seperti kelompok Kurdi.
Erdogan dicatat sebagai salah satu pemimpin yang beragama Islam dimana dia
dengan berani menolak permintaan presiden AS pada saat itu yakni George W Bush,
dimana pada saat itu Negara AS meminta agar di Negara Turki dibangun sebuah
pangkalan militer bagi Negara Amerika dan Sekutu ketika perang melawan presiden
Saddam Hussen pada tahun 2003. Hal tersebut terbukti mendapatkan apresiasi dari
warga Tukri kepada presiden Erdogan yakni dengan dukungan suara yang banyak
menjadi Perdana Menteri 3 periode, dan juga berhasil mengubah konstitusi Negara
Turki yang selama ini berjalan melalui referendum dari sistem parlementer ke
sebuah sistem presidensial. Kesuksesan Erdogan dalam hal sektor ekonomi, sosial
dan politik dinilai telah mengangkat namanya sebagai "Bapak Turki era
Modern", yang sejajar bahkan dapat dikatakan melebihi Mustafa Kemal
Attaturk sebagai founding father Negara Republik Turki.<!--[if !supportFootnotes]-->[7]<!--[endif]-->
Adalet
ve Kalkinma Partisi (AKP) atau lebih dikenal dengan Partai Keadilan dan
Pembangunan di deklarasikan pada tanggal 14 Agustus 2001 oleh para kader partai
yang dipengaruhi seorang politikus Necmettin Erbakan (Arrasyidin Akmal Domo,
Nurhasanah Bakhtiar, Zarkasih: 2018). Selain itu, Ia juga dianggap sebagai guru
politik para kalangan warga Muslim Turki. Partai AKP bukan hanya partai
moderat, tapi ia partai Islami yang memadukan nilai-nilai keagamaan dan
kehidupan politik. Berdasarkan keyakinan bahwa partai Islam adalah partai yang
mampu memposisikan ajaran Al-Quran dan Hadits dalam bentuk prinsip- prinsip
dasar yang cakap dalam mengatur Negara dan masyarakat. Inilah yang ditunaikan
oleh partai AKP, dimana ia berjuang demi menegakkan keadilan social dan menghormati nilai-nilai keagamaan, mengakui nilai-nilai keagamaan, memenuhi
kesejahteraan masyaraat, menjamin kebutuhan meraka terhadap pendidikan dan
kesehatan, serta mendorong potensi negaranya. Hingga akhirnya mengantarkan
Abdullah Gul sebagai Presiden dan Erdogan sebagai Perdana Menteri Turki.<!--[if !supportFootnotes]-->[8]<!--[endif]-->
Salah
satu pendekatan dakwah Erdogan ialah merasakan kebutuhan, dekat dan peduli
dengan kaum mustadh'afin (fakir miskin dan dhu'afa), yang kemudian menjadi
basis pendukungnya. Ini pula merupakan strategi dakwah Rasulullah Saw pada masa
awal penyebaran Islam. Saat menjabat walikota Istanbul, Erdogan sukses dalam
menanamkan sosoknya sebagai penolong bagi orang-orang miskin dan orang-orang
yang membutuhkan bantuan. Dimana ia telah banyak memberikan bantuan kepada
orang banyak, baik bantuan uang maupun materi. Dalam waktu bersamaan, Erdogan
masih tetap menunjukkan sosok orang yang taat beragama dan menjalankan shalat
tepat pada waktunya. Ia selalu menyertakan dalil dari Al-Quran dan Hadits dalam
setiap pidato dan sambutan-sambutannya.<!--[if !supportFootnotes]-->[9]<!--[endif]-->
2. Imran Khan (Pakistan)
Imran
Khan Niazi adalah politikus dan pemain kriket Pakistan yang terkemuka. Perdana
Menteri Pakistan ke-22 Masa jabatan 18 Agustus 2018 – 11 April 2022.<!--[if !supportFootnotes]-->[10]<!--[endif]-->
Cara komunikasinya sebagai pemimpin politik bisa dibilang berpengaruh karena ia
piawai merangsang spiritualitas keagamaan dalam pidatonya. Komunikasi
kepemimpinan mungkin tampak terdiversifikasi dalam pidato publik oleh IK dan
para pemimpin dunia lainnya.<!--[if !supportFootnotes]-->[11]<!--[endif]-->
Strategi
komunikasi politik Imran Khan adalah melalui Pidato, pidato-pidato Imran Khan
mewakili bahwa ia dapat dianggap sebagai pemimpin politik yang memiliki visi
yang penuh inspirasi karena ia dapat memahami permasalahan-permasalahan serius
dengan solusi yang memungkinkan. Ia berpotensi memikat penonton/pengikutnya
dengan menciptakan harapan, keinginan, dan keberanian dalam diri mereka. Dia
meyakinkan pengikutnya akan kesuksesan masa depan melalui keterampilan
pidatonya yang mengesankan. Pidatonya memberdayakan pendengar dan pemirsa untuk
berkreasi. Ia mencontohkan dari sudut pandang keagamaan, mengetahui psikologi
masyarakat setempat, khususnya masyarakat Pakistan. sebagai pemimpin spiritual
(walaupun tampak politis) yang antusias dan bersemangat dalam menjalankan
misinya, ia menciptakan harapan bagi masa depan bangsa yang lebih baik. Dalam
pidato-pidato Imran Khan, ia berusaha membuktikan dirinya sebagai pemimpin
bebas korupsi yang selalu menjaga hak-hak dasar masyarakat/bangsa. Beliau juga
berbicara tentang kejujuran dalam pidatonya dan menentang korupsi dan pencucian
uang sehingga dunia dapat menganggapnya sebagai pemimpin umat Islam yang sangat
terkemuka. Semua itu menunjukkan bahwa komunikator dalam pidatonya berusaha
membangun karakter yang bermanfaat bagi kemanusiaan.<!--[if !supportFootnotes]-->[12]<!--[endif]-->
3. Anwar Ibrahim (Malaysia)
Dato
Seri Haji Anwar bin Ibrahim adalah seorang politisi Malaysia yang menjabat
sebagai Perdana Menteri Malaysia sejak 2022.<!--[if !supportFootnotes]-->[13]<!--[endif]-->
Anwar Ibrahim merupakan tokoh politik yang aktif menggunakan Twitter untuk
menyampaikan pesan dan ekspresi politiknya. Anwar Ibrahim memiliki akun Twitter
resmi yaitu @anwaribrahim dan aktif sejak tahun 2007.<!--[if !supportFootnotes]-->[14]<!--[endif]-->
Komunikasi
politik Anwar Ibrahim menggambarkan etika dan kesopanan, rasa hormat, dan
penghargaan terhadap raja Malaysia yang menunjukkan kemampuan komunikasi
politik tingkat tinggi. Anwar Ibrahim adalah politisi Malaysia yang telah aktif
di dunia politik selama beberapa dekade. Dia pernah menjadi anggota parlemen,
wakil perdana menteri, dan pemimpin partai politik. Selama karir politiknya,
Anwar Ibrahim telah terlibat dalam banyak komunikasi politik yang berbeda.
Berikut beberapa contoh komunikasi politik yang dilakukan oleh Anwar Ibrahim:<!--[if !supportFootnotes]-->[15]<!--[endif]-->
a.
Anwar Ibrahim kerap berpidato di acara dan kampanye politik. Dalam pidatonya,
ia sering membahas isu-isu politik yang penting bagi rakyat Malaysia dan
menyampaikan visinya untuk masa depan Malaysia.
b.
Anwar Ibrahim juga kerap tampil di media untuk memberikan wawancara mengenai
isu-isu politik. Dalam wawancaranya, beliau sering membahas isu-isu penting
serta memberikan pandangan dan solusi terhadap permasalahan yang ada.
c.
Anwar Ibrahim juga aktif di media sosial, termasuk Twitter dan Facebook.
Platform ini kerap ia gunakan untuk berkomunikasi langsung dengan pendukungnya
dan menyampaikan pesan politiknya.
d.
Anwar Ibrahim juga terlibat dalam perdebatan politik dengan lawan politiknya.
Perdebatan ini sering disiarkan di televisi dan radio dan memberikan kesempatan
kepada Anwar Ibrahim untuk menyampaikan pandangannya mengenai isu-isu politik.
e.
Selama kampanye politiknya, Anwar Ibrahim kerap berbicara di depan umum dan
mengadakan pertemuan dengan para pendukungnya. Ia juga sering berbicara kepada
media untuk memberikan wawasan mengenai kampanyenya dan visinya untuk masa
depan Malaysia.
Analisis Komunikasi Politik Pemimpin Muslim
Di Indonesia
Sebagai
seorang presiden, Joko Widodo (Jokowi) adalah komunikator politik dan pemimpin
negara. Jabatan ini memberikan Jokowi peran sangat strategis, dan menjadi
tumpuan harapan dari jutaan rakyat (pengikutnya) baik yang memilihnya pada pemilu
maupun yang tidak memilih.<!--[if !supportFootnotes]-->[16]<!--[endif]-->
Presiden
Jokowi sepertinya selalu berusaha meninggalkan kesan yang mendalam pada setiap
kesempatan. Jokowi bisa dikatakan cerdas dalam membungkus presentasi dirinya
agar diingat publik. Kita tentu masih ingat fenomena baju kotak-kotak ketika ia
berkampanye untuk menjadi gubernur DKI Jakarta. Juga bagaimana ia mendaftar
sebagai capres dengan menumpang bajaj. Jokowi juga memilih cara unik ketika
merayakan kemenangannya dalam pemilu presiden, dengan memakai kapal Phinisi
untuk menunjukkan visi maritimnya. Keberaniannya menggunakan Bahasa Inggris
(yang berlogat Jawa) di forum internasional seperti KTT APEC 2014, di Beijing,
juga dapat digolongkan ke dalam karakter komunikasi yang berusaha meninggalkan
kesan mendalam. <!--[if !supportFootnotes]-->[17]<!--[endif]-->
Presiden
Joko Widodo memiliki gaya komunikasi konteks rendah, yaitu berbicara lugas, dan
apa adanya, atau menyampaikan sebagian besar informasi dengan kode-kode
eksplisit. Karakter atau ciri-ciri komunikasi lain yang membentuk gaya
komunikasinya dan berhubungan dengan perilaku komunikasi politik verbal dan non
verbal Presiden jokowi, adalah meninggalkan kesan yang mendalam, terbuka,
dominan, perhatian, bersahabat dan Cukup hidup (pemakaian mimik). <!--[if !supportFootnotes]-->[18]<!--[endif]-->
Jokowi
sebagai presiden yang memiliki kekuasaan dalam teori komunikasi politik menurut
Mc Nair sebagai komunikator politik memiliki komponen
1.
kredibilitas yang terdiri dari dapat dipercaya, berintegrasi, transparansi dan
mampu. Citra politik Jokowi memiliki citra politik positif;
2.
daya Tarik, jokowi memiliki daya tarik dari penampilan dan perilaku yang
sederhana, sopan, dekat dengan rakyat, humoris dan tegas. Jokowi dikenal dengan
slogan kerja, kerja, kerja pada periode pertama. Aktifitas harian Jokowi tidak
lepas dari kerja dan blusukan;
3.
kepercayaan, Jokowi memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari para
pendukung dan rakyatnya. Dukungan politis dengan slogan, salam dua periode,
presiden pilihan kita, juga dukungan kinerja;
4.
keahlian, komponen ini berkaitan dengan keahlian yang dimiliki Jokowi memiliki
wawasan yang luas, kreatif, berpengalaman, dan pemikiran
strategis. Keempat komponen ini yang merupakan kredibilitas yang harus dimiliki
komunikator politik.<!--[if !supportFootnotes]-->[19]<!--[endif]-->
<!--[endif]-->
<!--[if !supportFootnotes]-->[1]<!--[endif]-->Firdaus Muhammad, Komunikasi Politik
Islam, (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 5
<!--[if !supportFootnotes]-->[2]<!--[endif]-->Desi Syafriani, dkk, Komunikasi
Interpersonal Dalam Perspektif Islam Dan Politik Islam, TATHWIR Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam, Volume XIII Nomor 1, (Tahun 2022), h.72
<!--[if !supportFootnotes]-->[3]<!--[endif]-->3Desi Syafriani, dkk, Komunikasi
Interpersonal Dalam Perspektif Islam Dan Politik Islam, h.73
<!--[if !supportFootnotes]-->[4]<!--[endif]-->https://www.tccb.gov.tr/en/receptayyiperdogan/biography/
<!--[if !supportFootnotes]-->[5]<!--[endif]-->https://id.wikipedia.org/wiki/Recep_Tayyip_Erdoğan
<!--[if !supportFootnotes]-->[6]<!--[endif]-->Lutfi Rosyad Alfikri, Ahmad Sahide, Post
Islamisme : Telaah Politik Turki Modern Era Erdogan, Jurnal Ilmu Politik
dan Komunikasi, Volume XII No. 1, (Tahun 2022), h. 56
<!--[if !supportFootnotes]-->[7]<!--[endif]-->Lutfi Rosyad Alfikri, Ahmad Sahide, Post
Islamisme : Telaah Politik Turki Modern Era Erdogan, h. 57
<!--[if !supportFootnotes]-->[8]<!--[endif]-->Ahmad Junaidi, Kebijakan Politik Recep
Tayyib Erdogan dan Islamisme Turki Kontemporer, IN RIGHT Jurnal Agama dan
Hak Azazi Manusia, Vol. 6, No. 1, (Tahun 2016), h.176
<!--[if !supportFootnotes]-->[9]<!--[endif]-->Ahmad Junaidi, Kebijakan Politik Recep
Tayyib Erdogan dan Islamisme Turki Kontemporer, h.177
<!--[if !supportFootnotes]-->[10]<!--[endif]-->https://id.wikipedia.org/wiki/Imran_Khan
<!--[if !supportFootnotes]-->[11]<!--[endif]-->Muhammad Zammad Aslam, dkk, Elements of
Spiritual Leadership and its Relations to Leadership Communication in Imran
Khan’s Speechesat International Forums, Journal of Intercultural
Communication, Vol. 23, No. 3, (Tahun 2023), h. 56
<!--[if !supportFootnotes]-->[12]<!--[endif]-->Muhammad Zammad Aslam, dkk, Elements of
Spiritual Leadership and its Relations to Leadership Communication in Imran
Khan’s Speechesat International Forums, h. 63
<!--[if !supportFootnotes]-->[13]<!--[endif]-->13https://id.wikipedia.org/wiki/Anwar_Ibrahim
<!--[if !supportFootnotes]-->[14]<!--[endif]-->Firdaus Muhammad, dkk, Political
communication of the Prime Minister of Malaysia Anwar Ibrahim on Twitter, Otoritas
: Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol. 13, No. 3, (Tahun 2023), h. 368
<!--[if !supportFootnotes]-->[15]<!--[endif]-->Firdaus Muhammad, dkk, Political
communication of the Prime Minister of Malaysia Anwar Ibrahim on Twitter, h.
373
<!--[if !supportFootnotes]-->[16]<!--[endif]-->Riniwaty Makmur, Gaya dan Karakter
Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo, Journal Communication Volume 7,
Nomor 1, (Tahun 2016), h. 10
<!--[if !supportFootnotes]-->[17]<!--[endif]-->Riniwaty Makmur, Gaya dan Karakter
Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo, h. 11
<!--[if !supportFootnotes]-->[18]<!--[endif]-->Riniwaty Makmur, Gaya dan Karakter
Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo, h. 15
<!--[if !supportFootnotes]-->[19]<!--[endif]-->Cecep Effendi, Gaya Komunikasi Kepemimpinan Jokowi, Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis, Vol. 7 No. 2, (Tahun 2023), h. 174