Kesan Komunikasi Politik Pemimpin Islam

  • 01:45 WITA
  • Jurusan KPI Bersatu
  • Artikel

Oleh : Aswiratul Mutakhira

Berbagai aspek kehidupan yang ada di muka bumi ini membutuhkan komunikasi, tentunya komunikasi yang baik. Dalam komunikasi Islam sangat dibutuhkan seorang muslim yang mempunyai keterampilan dalam mempengaruhi masyarakat lainnya ke jalan kebaikan. Setiap muslim tentu dalam melakukan komunikasi dengan sesama, mesti dengan komunikasi yang baik, agar oramg lain merasa senang dengan adanya proses komunikasi yang efektif, terhindar dari kesalahpahaman.[1]

Al-Qur’an menjadi pedoman hidup utama bagi umat Islam serta menjadi acuan bagaimana manusia melakukan interaksi yang baik antar sesama manusia, baik hubungan yang bersifat horizontal ataupun vertikal, hubungan antara sesama masyarakat ataupun antara penguasa dengan warga negaranya. Hal ini dikarenakan, hakikat dasar manusia selain sebagai makhluk individu dan sosial, manusia juga terlahir dan memiliki sifat sebagai makhluk politik. Manusia menjadi subjek dan pemeran utama dalam efektifitas politik, baik sebagai pelaku ataupun manusia sebagai objek tujuan, manusia sebagai warga negara secara pribadi maupun kelompok. Dalam Alquran dibunyikan bahwasanya fungsi manusia sebagai makhluk politik disebabkan menjadi salah satu alasan Allah SWT menghadirkan manusia di bumi ini sebagai khalifah-Nya yang bertugas mengatur dan memakmurkan bumi ini.<!--[if !supportFootnotes]-->[2]<!--[endif]-->

Abdul Qadir dalam konsep politik Islam/syari’ahnya mengatakan bahwa pada hakikatnya Islam dan politik itu seperti dua sisi yang berjalan beringan dan tidak terpisahkan. Politik diyakini sebagai alat yang mengantarkan dan membawa manusia kepada ketentuan-ketentuan ajaran Islam. Islam menjadi agama syamil yang menjadi petunjuk manusia dalam menjalankan kehidupan termasuk hubungan masyarakat dan negaranya.<!--[if !supportFootnotes]-->[3]<!--[endif]-->

Profil Komunikasi Politik Tokoh-tokoh Muslim

Berikut adalah beberapa tokoh-tokoh Muslim terkenal dan profil komunikasi politik mereka:

1. Recep Tayyip Erdoğan (Turki)

Berasal dari Rize, Recep Tayyip Erdoğan lahir di Istanbul pada tanggal 26 Februari 1954.<!--[if !supportFootnotes]-->[4]<!--[endif]--> Recep Tayyip Erdoğan adalah seorang politikus Turki yang menjabat sebagai Presiden Turki ke-12 dan saat ini sejak 2014. Dia sebelumnya menjabat sebagai Perdana Menteri Turki dari tahun 2003 hingga 2014 dan sebagai Wali kota Istanbul dari tahun 1994 hingga 1998.<!--[if !supportFootnotes]-->[5]<!--[endif]-->

Recep Tayyib Erdoğan memimpin Turki dinilai mengalami kemajuan yang begitu besar. Hal ini dapat diketahui ketika kebijakan yang dikeluarkan oleh Erdoğan setelah ia menjadi walikota Istanbul, hingga menjabat Perdana Menteri Turki, dan kemudian menjadi presiden Turki dalam kurun waktu tersebut. Keadaan Turki mengalami siginifikansi yang terus membaik, baik dari segi politik, ekonomi, budaya hingga aspek lain. Hal ini tentu mengejutkan kalangan barat, karena beberapa kali partai AKP memenangkan Pemilu.<!--[if !supportFootnotes]-->[6]<!--[endif]-->

Ketika memimpin, Erdogan telah mengambil langkah yang strategis dan berbeda dari pemimpin sebelumnya dalam hal politik, sosial maupun ekonomi. Di antaranya, Erdogan melakukan amendemen konstitusi yang ada, menghapus perihal hukuman mati, memperhatikan pelanggaran Hak Asasi Manusia, dan juga membuka komunikasi yang lebih hangat dengan kelompok-kelompok minoritas seperti kelompok Kurdi. Erdogan dicatat sebagai salah satu pemimpin yang beragama Islam dimana dia dengan berani menolak permintaan presiden AS pada saat itu yakni George W Bush, dimana pada saat itu Negara AS meminta agar di Negara Turki dibangun sebuah pangkalan militer bagi Negara Amerika dan Sekutu ketika perang melawan presiden Saddam Hussen pada tahun 2003. Hal tersebut terbukti mendapatkan apresiasi dari warga Tukri kepada presiden Erdogan yakni dengan dukungan suara yang banyak menjadi Perdana Menteri 3 periode, dan juga berhasil mengubah konstitusi Negara Turki yang selama ini berjalan melalui referendum dari sistem parlementer ke sebuah sistem presidensial. Kesuksesan Erdogan dalam hal sektor ekonomi, sosial dan politik dinilai telah mengangkat namanya sebagai "Bapak Turki era Modern", yang sejajar bahkan dapat dikatakan melebihi Mustafa Kemal Attaturk sebagai founding father Negara Republik Turki.<!--[if !supportFootnotes]-->[7]<!--[endif]-->

Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau lebih dikenal dengan Partai Keadilan dan Pembangunan di deklarasikan pada tanggal 14 Agustus 2001 oleh para kader partai yang dipengaruhi seorang politikus Necmettin Erbakan (Arrasyidin Akmal Domo, Nurhasanah Bakhtiar, Zarkasih: 2018). Selain itu, Ia juga dianggap sebagai guru politik para kalangan warga Muslim Turki. Partai AKP bukan hanya partai moderat, tapi ia partai Islami yang memadukan nilai-nilai keagamaan dan kehidupan politik. Berdasarkan keyakinan bahwa partai Islam adalah partai yang mampu memposisikan ajaran Al-Quran dan Hadits dalam bentuk prinsip- prinsip dasar yang cakap dalam mengatur Negara dan masyarakat. Inilah yang ditunaikan oleh partai AKP, dimana ia berjuang demi menegakkan keadilan social dan menghormati nilai-nilai keagamaan, mengakui nilai-nilai keagamaan, memenuhi kesejahteraan masyaraat, menjamin kebutuhan meraka terhadap pendidikan dan kesehatan, serta mendorong potensi negaranya. Hingga akhirnya mengantarkan Abdullah Gul sebagai Presiden dan Erdogan sebagai Perdana Menteri Turki.<!--[if !supportFootnotes]-->[8]<!--[endif]-->

Salah satu pendekatan dakwah Erdogan ialah merasakan kebutuhan, dekat dan peduli dengan kaum mustadh'afin (fakir miskin dan dhu'afa), yang kemudian menjadi basis pendukungnya. Ini pula merupakan strategi dakwah Rasulullah Saw pada masa awal penyebaran Islam. Saat menjabat walikota Istanbul, Erdogan sukses dalam menanamkan sosoknya sebagai penolong bagi orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Dimana ia telah banyak memberikan bantuan kepada orang banyak, baik bantuan uang maupun materi. Dalam waktu bersamaan, Erdogan masih tetap menunjukkan sosok orang yang taat beragama dan menjalankan shalat tepat pada waktunya. Ia selalu menyertakan dalil dari Al-Quran dan Hadits dalam setiap pidato dan sambutan-sambutannya.<!--[if !supportFootnotes]-->[9]<!--[endif]-->

2. Imran Khan (Pakistan)

Imran Khan Niazi adalah politikus dan pemain kriket Pakistan yang terkemuka. Perdana Menteri Pakistan ke-22 Masa jabatan 18 Agustus 2018 – 11 April 2022.<!--[if !supportFootnotes]-->[10]<!--[endif]--> Cara komunikasinya sebagai pemimpin politik bisa dibilang berpengaruh karena ia piawai merangsang spiritualitas keagamaan dalam pidatonya. Komunikasi kepemimpinan mungkin tampak terdiversifikasi dalam pidato publik oleh IK dan para pemimpin dunia lainnya.<!--[if !supportFootnotes]-->[11]<!--[endif]-->

Strategi komunikasi politik Imran Khan adalah melalui Pidato, pidato-pidato Imran Khan mewakili bahwa ia dapat dianggap sebagai pemimpin politik yang memiliki visi yang penuh inspirasi karena ia dapat memahami permasalahan-permasalahan serius dengan solusi yang memungkinkan. Ia berpotensi memikat penonton/pengikutnya dengan menciptakan harapan, keinginan, dan keberanian dalam diri mereka. Dia meyakinkan pengikutnya akan kesuksesan masa depan melalui keterampilan pidatonya yang mengesankan. Pidatonya memberdayakan pendengar dan pemirsa untuk berkreasi. Ia mencontohkan dari sudut pandang keagamaan, mengetahui psikologi masyarakat setempat, khususnya masyarakat Pakistan. sebagai pemimpin spiritual (walaupun tampak politis) yang antusias dan bersemangat dalam menjalankan misinya, ia menciptakan harapan bagi masa depan bangsa yang lebih baik. Dalam pidato-pidato Imran Khan, ia berusaha membuktikan dirinya sebagai pemimpin bebas korupsi yang selalu menjaga hak-hak dasar masyarakat/bangsa. Beliau juga berbicara tentang kejujuran dalam pidatonya dan menentang korupsi dan pencucian uang sehingga dunia dapat menganggapnya sebagai pemimpin umat Islam yang sangat terkemuka. Semua itu menunjukkan bahwa komunikator dalam pidatonya berusaha membangun karakter yang bermanfaat bagi kemanusiaan.<!--[if !supportFootnotes]-->[12]<!--[endif]-->

3. Anwar Ibrahim (Malaysia)

Dato Seri Haji Anwar bin Ibrahim adalah seorang politisi Malaysia yang menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia sejak 2022.<!--[if !supportFootnotes]-->[13]<!--[endif]--> Anwar Ibrahim merupakan tokoh politik yang aktif menggunakan Twitter untuk menyampaikan pesan dan ekspresi politiknya. Anwar Ibrahim memiliki akun Twitter resmi yaitu @anwaribrahim dan aktif sejak tahun 2007.<!--[if !supportFootnotes]-->[14]<!--[endif]-->

Komunikasi politik Anwar Ibrahim menggambarkan etika dan kesopanan, rasa hormat, dan penghargaan terhadap raja Malaysia yang menunjukkan kemampuan komunikasi politik tingkat tinggi. Anwar Ibrahim adalah politisi Malaysia yang telah aktif di dunia politik selama beberapa dekade. Dia pernah menjadi anggota parlemen, wakil perdana menteri, dan pemimpin partai politik. Selama karir politiknya, Anwar Ibrahim telah terlibat dalam banyak komunikasi politik yang berbeda. Berikut beberapa contoh komunikasi politik yang dilakukan oleh Anwar Ibrahim:<!--[if !supportFootnotes]-->[15]<!--[endif]-->

a. Anwar Ibrahim kerap berpidato di acara dan kampanye politik. Dalam pidatonya, ia sering membahas isu-isu politik yang penting bagi rakyat Malaysia dan menyampaikan visinya untuk masa depan Malaysia.

b. Anwar Ibrahim juga kerap tampil di media untuk memberikan wawancara mengenai isu-isu politik. Dalam wawancaranya, beliau sering membahas isu-isu penting serta memberikan pandangan dan solusi terhadap permasalahan yang ada.

c. Anwar Ibrahim juga aktif di media sosial, termasuk Twitter dan Facebook. Platform ini kerap ia gunakan untuk berkomunikasi langsung dengan pendukungnya dan menyampaikan pesan politiknya.

d. Anwar Ibrahim juga terlibat dalam perdebatan politik dengan lawan politiknya. Perdebatan ini sering disiarkan di televisi dan radio dan memberikan kesempatan kepada Anwar Ibrahim untuk menyampaikan pandangannya mengenai isu-isu politik.

e. Selama kampanye politiknya, Anwar Ibrahim kerap berbicara di depan umum dan mengadakan pertemuan dengan para pendukungnya. Ia juga sering berbicara kepada media untuk memberikan wawasan mengenai kampanyenya dan visinya untuk masa depan Malaysia.

Analisis Komunikasi Politik Pemimpin Muslim Di Indonesia

Sebagai seorang presiden, Joko Widodo (Jokowi) adalah komunikator politik dan pemimpin negara. Jabatan ini memberikan Jokowi peran sangat strategis, dan menjadi tumpuan harapan dari jutaan rakyat (pengikutnya) baik yang memilihnya pada pemilu maupun yang tidak memilih.<!--[if !supportFootnotes]-->[16]<!--[endif]-->

Presiden Jokowi sepertinya selalu berusaha meninggalkan kesan yang mendalam pada setiap kesempatan. Jokowi bisa dikatakan cerdas dalam membungkus presentasi dirinya agar diingat publik. Kita tentu masih ingat fenomena baju kotak-kotak ketika ia berkampanye untuk menjadi gubernur DKI Jakarta. Juga bagaimana ia mendaftar sebagai capres dengan menumpang bajaj. Jokowi juga memilih cara unik ketika merayakan kemenangannya dalam pemilu presiden, dengan memakai kapal Phinisi untuk menunjukkan visi maritimnya. Keberaniannya menggunakan Bahasa Inggris (yang berlogat Jawa) di forum internasional seperti KTT APEC 2014, di Beijing, juga dapat digolongkan ke dalam karakter komunikasi yang berusaha meninggalkan kesan mendalam. <!--[if !supportFootnotes]-->[17]<!--[endif]-->

Presiden Joko Widodo memiliki gaya komunikasi konteks rendah, yaitu berbicara lugas, dan apa adanya, atau menyampaikan sebagian besar informasi dengan kode-kode eksplisit. Karakter atau ciri-ciri komunikasi lain yang membentuk gaya komunikasinya dan berhubungan dengan perilaku komunikasi politik verbal dan non verbal Presiden jokowi, adalah meninggalkan kesan yang mendalam, terbuka, dominan, perhatian, bersahabat dan Cukup hidup (pemakaian mimik). <!--[if !supportFootnotes]-->[18]<!--[endif]-->

Jokowi sebagai presiden yang memiliki kekuasaan dalam teori komunikasi politik menurut Mc Nair sebagai komunikator politik memiliki komponen

1. kredibilitas yang terdiri dari dapat dipercaya, berintegrasi, transparansi dan mampu. Citra politik Jokowi memiliki citra politik positif;

2. daya Tarik, jokowi memiliki daya tarik dari penampilan dan perilaku yang sederhana, sopan, dekat dengan rakyat, humoris dan tegas. Jokowi dikenal dengan slogan kerja, kerja, kerja pada periode pertama. Aktifitas harian Jokowi tidak lepas dari kerja dan blusukan;

3. kepercayaan, Jokowi memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari para pendukung dan rakyatnya. Dukungan politis dengan slogan, salam dua periode, presiden pilihan kita, juga dukungan kinerja;

4. keahlian, komponen ini berkaitan dengan keahlian yang dimiliki Jokowi memiliki wawasan yang luas, kreatif, berpengalaman, dan pemikiran strategis. Keempat komponen ini yang merupakan kredibilitas yang harus dimiliki komunikator politik.<!--[if !supportFootnotes]-->[19]<!--[endif]-->

<!--[if !supportFootnotes]-->

<!--[endif]-->

<!--[if !supportFootnotes]-->[1]<!--[endif]-->Firdaus Muhammad, Komunikasi Politik Islam, (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 5 

<!--[if !supportFootnotes]-->[2]<!--[endif]-->Desi Syafriani, dkk, Komunikasi Interpersonal Dalam Perspektif Islam Dan Politik Islam, TATHWIR Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, Volume XIII Nomor 1, (Tahun 2022), h.72               

<!--[if !supportFootnotes]-->[3]<!--[endif]-->3Desi Syafriani, dkk, Komunikasi Interpersonal Dalam Perspektif Islam Dan Politik Islam, h.73

<!--[if !supportFootnotes]-->[4]<!--[endif]-->https://www.tccb.gov.tr/en/receptayyiperdogan/biography/ 

<!--[if !supportFootnotes]-->[5]<!--[endif]-->https://id.wikipedia.org/wiki/Recep_Tayyip_Erdoğan 

<!--[if !supportFootnotes]-->[6]<!--[endif]-->Lutfi Rosyad Alfikri, Ahmad Sahide, Post Islamisme : Telaah Politik Turki Modern Era Erdogan, Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi, Volume XII No. 1, (Tahun 2022), h. 56

<!--[if !supportFootnotes]-->[7]<!--[endif]-->Lutfi Rosyad Alfikri, Ahmad Sahide, Post Islamisme : Telaah Politik Turki Modern Era Erdogan, h. 57 

<!--[if !supportFootnotes]-->[8]<!--[endif]-->Ahmad Junaidi, Kebijakan Politik Recep Tayyib Erdogan dan Islamisme Turki Kontemporer, IN RIGHT Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia, Vol. 6, No. 1, (Tahun 2016), h.176 

<!--[if !supportFootnotes]-->[9]<!--[endif]-->Ahmad Junaidi, Kebijakan Politik Recep Tayyib Erdogan dan Islamisme Turki Kontemporer, h.177 

<!--[if !supportFootnotes]-->[10]<!--[endif]-->https://id.wikipedia.org/wiki/Imran_Khan 

<!--[if !supportFootnotes]-->[11]<!--[endif]-->Muhammad Zammad Aslam, dkk, Elements of Spiritual Leadership and its Relations to Leadership Communication in Imran Khan’s Speechesat International Forums, Journal of Intercultural Communication, Vol. 23, No. 3, (Tahun 2023), h. 56 

<!--[if !supportFootnotes]-->[12]<!--[endif]-->Muhammad Zammad Aslam, dkk, Elements of Spiritual Leadership and its Relations to Leadership Communication in Imran Khan’s Speechesat International Forums, h. 63 

<!--[if !supportFootnotes]-->[13]<!--[endif]-->13https://id.wikipedia.org/wiki/Anwar_Ibrahim

<!--[if !supportFootnotes]-->[14]<!--[endif]-->Firdaus Muhammad, dkk, Political communication of the Prime Minister of Malaysia Anwar Ibrahim on Twitter, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol. 13, No. 3, (Tahun 2023), h. 368 

<!--[if !supportFootnotes]-->[15]<!--[endif]-->Firdaus Muhammad, dkk, Political communication of the Prime Minister of Malaysia Anwar Ibrahim on Twitter, h. 373 

<!--[if !supportFootnotes]-->[16]<!--[endif]-->Riniwaty Makmur, Gaya dan Karakter Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo, Journal Communication Volume 7, Nomor 1, (Tahun 2016), h. 10 

<!--[if !supportFootnotes]-->[17]<!--[endif]-->Riniwaty Makmur, Gaya dan Karakter Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo, h. 11 

<!--[if !supportFootnotes]-->[18]<!--[endif]-->Riniwaty Makmur, Gaya dan Karakter Komunikasi Politik Presiden Joko Widodo, h. 15 

<!--[if !supportFootnotes]-->[19]<!--[endif]-->Cecep Effendi, Gaya Komunikasi Kepemimpinan Jokowi, Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis, Vol. 7 No. 2, (Tahun 2023), h. 174  


Penulis adalah Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar