Suku Kajang dikenal sebagai salah satu suku dengan berbagai macam ritual adat istiadat. Salah satu ritual adat yang masih tetap di pertahankan adalah ritual A’dangan. Ritual A’dangan adalah proses pelepasan roh orang yang meninggal sampai pada hari ke seratus.
Menurut kepercayaan suku Kajang, orang yang sudah meninggal belum sepenuhnya menuju alam baqa. Atau masih berada disekitar keluarga duka hingga seratus hari. Selain itu, A’dangan juga dilaksanakan sebagai bentuk pelepasan roh orang yang sudah meninggal dengan urusan dunia.
“A’dangan itu sebagai ritual untuk melepas roh orang yang sudah meninggal dengan urusan dunia. Karena kami meyakini roh orang yang meninggal masih ada di sekitar keluarga sebelum ritual A’dangan dilaksanakan”. Demikian diungkapkan Marking saat di wawancarai di rumah duka keluarga Puang Pace bin Tobo di Dusun Teteaka, Desa Tambangan, Kec. Kajang Kabupaten Bulukumba (10/06/19).
Bertepatan dengan cuti bersama Idul Fitri 1440 H, 8 orang mahasiswa Prodi KPI UINAM menyempatkan diri untuk hadir di acara A’dangan Suku Kajang yang diketua oleh Muh. Qodri. Sebelumnya, kabar mengenai ritual adat tersebut berawal dari Ahmad salah seorang mahasiswa Prodi KPI yang bertempat tinggal di Kajang. Alasan dari kegiatan hunting, ingin menyaksikan lansung proses ritual tersebut. Dan yang paling utama adalah ingin melengkapi tugas mata kuliah fotografi yang mengharuskan mahasiswa untuk hunting di suku Kajang.
Melihat kebersamaan yang diperlihatkan Suku Kajang dalam melaksanakan acara adat, para Mahasiswa Prodi KPI tersebut merasa senang karena bisa lansung berbaur dengan masyarakat sekitar. Dan yang paling mengesankan adalah jamuan masyarakat adat Kajang dalam menyambut kedatangan tim hunting.
“Senang sekali ka bisa hadir di acara ini. Ramah ki penduduknya, baik ki, apalagi langsung ki na suguhkan makanan sebelum hunting” tutur Derry Iriyansyah pendiri Rumah Produksi Dapur Cinema Makassar.
Penulis : Ahmadi (016)
Editor: Atika Syahrir (017)